Ibarat pepatah, sedia payung sebelum hujan,
demikianlah seharusnya kita menjaga kesehatan tubuh. Menjalani hidup
dengan sehat, untuk memetik banyak manfaat bagi diri sendiri.
Menjaga
kesehatan berlaku bagi siapa saja, termasuk kaum wanita. Terlebih
wanita dianugerahi organ tubuh yang cukup kompleks namun menjadi inti
dalam keberlangsungan umat manusia. Sesuai siklus reproduksinya,
perjalan seorang wanita diawali dari tahap menstruasi, yang normalnya
terjadi pada saat memasuki masa pubertas di usia 10-16 tahun.
Setelah
mencapai usia 45 tahun ke atas, tergantung pada kesehatan dan
faktor-faktor lainnya, seorng wanita akan mengalami masa menopause.
Masa ini adalah akhir dari kemampuan untuk menstruasi dan menandai
akhir dari masa kehamilan seorang wanita.
Siklus
hidup tersebut tentunya membawa perubahan bagi wanita yang tanpa
disadari berisiko memunculkan gangguan kesehatan. Contoh mudahnya,
ketika seorang wanita memasuki masa menstruasi.
Menstruasi
Periode
ini adalah siklus terpanjang yang dialami setiap wanita hingga
akhirnya memasuki masa menopause. Rentang waktunya rata-rata 28 hari
(berkisar 21 sampai 40 hari) , yang dapat bervariasi pada setiap wanita
tergantung kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita itu. Sementara
lama waktu menstruasi berkisar antara 3-8 hari dan juga berbeda-beda
untuk setiap wanita.
Siklus ini pun tidak luput dari berbagai keluhan fisik dan psikis. Wanita dapat mengalami dismenore yaitu
ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari sebelum periode
menstruasi. Gejalanya dapat berupa payudara yang melunak, puting susu
yang nyeri, bengkak, dan mudah tersinggung.
Sedangkan
pra menstruasi sindroma (PMS) merupakan gangguan fisik selama
menstruasi seperti kram yang disebabkan kontraksi otot-otot halus
rahim, sakit kepala, sakit pada bagian tengah perut, gelisah, letih,
hidung tersumbat, dan ingin menangis. Dalam bentuk yang paling berat,
sering melibatkan depresi dan kemarahan yang membutuhkan penanganan
medis.
Siklus ini pun rentan dengan timbulnya berbagai
macam kuman karena cairan yang keluar merupakan darah kotor. Dan,
apabila cairan ini didiamkan, lama-kelamaan dapat menimbulkan penyakit
pada organ kewanitaan, bahkan pada jangka panjang dapat memicu
timbulnya human pappiloma virus (HPV) penyebab kanker serviks.
Memilih pembalut wanita
Melihat
kenyataan tersebut, menjaga kebersihan organ kewanitaan sehari-hari,
terlebih saat menstruasi, menjadi hal yang tak bisa ditawar.
Hal
ini pun bisa dilakukan dari cara termudah, yaitu saat memilih
pembalut. Pastikan bahwa pada kemasan pembalut terdapat nomor Depkes
yang menandakan produk tersebut sudah lolos uji, memiliki daya serap
tinggi, berdaya lekat, dan tidak menimbulkan iritasi sehingga nyaman
dipakai.
Ganti pembalut setiap 3-4 jam sekali
Salah
satu cara untuk menjaga kesehatan daerah kewanitaan adalah dengan
membasuh organ kewanitaan harus dari arah depan ke belakang dengan
pembersih yang cocok dan tidak menimbulkan iritasi. Para wanita dapat
membasuhnya minimal saat mandi dua kali sehari. Selanjutnya, pakai pembalut berkualitas dan rutin mengganti pembalut setiap 3-4 jam sekali dan sebelum tidur saat menstruasi.
Kebersihan organ kewanitaan
Di sisi lain, gunakan juga pantyliner
berkualitas, jangan dibiarkan lembab ataupun digunakan seharian.
Rutinlah menggantinya setiap 2-4x sehari agar kebersihan daerah
kewanitaan tetap terjaga.
Semenatara itu, sebaiknya
gunakan pakaian dalam berbahan katun agar menyerap keringat dan tidak
saling tukar menukar handuk, pakaian dalam, dan perlengkapan mandi
lainnya dengan orang lain. Terakhir, apabila memiliki masalah seputar
kesehatan reproduksi, jangan ragu-ragu untuk segera memeriksakan ke
dokter spesialis kandungan.
Adanya kepedulian yang
tumbuh dalam diri wanita diharapkan mampu berbuah menjadi sebuah
tindakan nyata. Menjaga kebersihan organ kewanitaan sedari dini, tak
lain menjadi satu cara agar terhindar dari berbagai risiko penyakita
reproduksi.
#artikel Inspirasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar